Contact WA
Mempercepat kejaiban dalam hidup dapat
dilakukan semudah menekan lima tombol.
Lima tombol untuk mempercepat keajaiban dalam hidup:
Saya Bersyukur
Saya Berterima Kasih
Saya Mencintaimu
Saya Bersabar
Saya Berserah Diri
Hari ini begitu indah karena saya telah berpisah dengannya dalam ucapan syukur dan terima kasih. Sungguh lebih nyaman. Lebih terasa ringan kaki melangkah. Saat ini, saya hanya ingin hidup bersama ucapan syukur dan terima kasih atas apapun yang saya terima dalam kehidupan. Rezeki kecil, rezeki besar, rezeki nomplok, tak lagi dibedakan. Semua yang hadir dalam hidup adalah rangkaian kebaikan yang membuat saya semakin baik dan semakin hebat. Saya beryukur. Saya berterima kasih.
Andai saja saya memutuskan berpisah dengan hari dalam keluh kesah. Keluh kesah justru akan membuat tumpukan beban hidup semakin susah. Kehadirannya tidak pernah menghadirkan solusi, malah membuat resah. Tidak akan pernah terselesaikan kesulitan dalam hidup kita dengan keluhan bahkan dengan teriakan yang lantang dan keras sekalipun. Keluh kesah sering datang menyelinap melalu kata-kata. Kata-kata itu menggerakkan. Kata-kata itu refleksi kematangan diri. Jagalah kata, karena itu adalah doa.
Saat status FB dan BB tumpah ruah dengan sumpah serapah, energi bergerak ke arah apa yang diucapkan. Menggumpal menjadi energi kolektif yang juga akan memengaruhi yang lainnya. Sebuah tatanan indah yang seharusnya dijaga. Setiap menit yang Anda habiskan untuk memfokuskan diri pada masalah membuat Anda semakin sulit menemukan solusi. Berserah diri saja tatkala rangkaian usaha sudah dibentangkan. Hentikan untuk ikut campur dalam urusan hasil karena hasil adalah aturan Tuhan.
Percuma juga kalau seandainya kita ikut mengatur karena aturan kita belum tentu baik untuk kehidupan kita. Kita tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memprediksi kebaikan-kebaikan apa yang bisa menimpa kita di kemudian hari. Bahkan sering kali sesuatu yang awalnya kita anggap tidak baik justru menghantarkan kita kepada sesuatu yang baik. Sebaliknya, ternyata sesuatu bisa jadi buruk meskipun kita menganggap itu baik. Saat kesulitan menimpa, tekan tombol kesabaran yang ada di dalam diri Anda.
Kesabaran selalu berbuah indah. Ia tak pernah salah. Tak pernah menghasilkan sesuatu yang salah arah. Kesabaran adalah tatkala kejadian yang menimpa tidak lagi mengganggu pikiran Anda dan menjadikan Anda lemah. Kesabaran bukan nrimo saja dengan situasi dan kondisi yang ada. Kesabaran ada tatkala kita sudah memaksimalkan segala daya upaya untuk mengatasi kesulitan yang ada. Kesabaran tidak berdiri sendiri. Ia akan lebih sangat “ajaib” jika ditambah dengan berserah diri.
Tombol Ajaib: Saya Bersyukur Rasa syukur lebih ke arah “terima kasih” kita pada apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Menutup diri pada apa yang dilarang-Nya. Rasa syukur bukan hanya sekadar ucapan semata. Ia hadir dalam bentuk tindakan nyata dalam keseharian hidup kita.
Tombol Ajaib: Saya Berterima Kasih Ucapkanlah terima kasih pada mereka yang telah membantu kehidupan Anda, sekecil apapun.Jangan pernah menyia-nyiakan bantuan yang pernah diberikan oleh orang lain walaupun hanya memberikan sesuatu yang menurut Anda tidak berharga. Kalau kita tarik sebuah garis ke masa lalu, betapa banyak orang yang telah begitu ringan tangan membantu kita sampai kita menjadi diri kita seperti ini. Diri kita saat ini, merupakan hasil sentuhan dari orang-orang di masa lalu yang pernah membantu kita. Saya berterima kasih.
Tombol Ajaib: Saya Mencintaimu Berulang kali, cinta disebut dalam buku ini. Hadirnya buku ini, karena ada cinta di dalamnya. Cinta terhadap profesi. Cinta ingin berbagi. Cinta benar-benar memudahkan segalanya. Apa yang kita lakukan, jika dibalut dengan rasa cinta, akan selalu menghasilkan mahakarya. Bukan sekadar pekerjaan biasa. Katakan pada pekerjaan Anda, pada perusahaan Anda, pada keluarga Anda, “Saya mencintaimu.”
Tombol Ajaib: Saya Bersabar Sebuah kata ajaib untuk mereka yang sedang tertimpa kesulitan. Hidup tidak selamanya berjalan sesuai dengan skenario penuh keindahan. Ada kalanya kita harus merasakan kesakitan, agar kita tahu bagaimana kebahagiaan. Bagi mereka yang sedang banyak mendapatkan kenikmatan, sabar pun adalah perisainya. Sabar untuk tidak sombong. Sabar untuk tetap rendah hati.
Tombol Ajaib: Saya Berserah Diri Banyak yang tidak bisa kita kendalikan dalam hidup. Banyak ketidakpastian yang bisa saja terjadi di masa depan. Banyak hal yang sering kali membuat kita sangat khawatir dengan apa yang terjadi dan yang akan terjadi. Berserah dirilah. Dengan berserah diri, hati menjadi luas. Setiap aliran napas, mampu terhirup penuh kelegaan. Tatkala setiap denyut jantung sudah diempaskan secara totalitas untuk berserah diri, tanpa sadar justru kita sedang menarik aliran energi kebaikan yang akan segera berbondong-bondong hadir dalam hidup kita.
“Yesterday is history, tomorrow is a mystery,
today is a gift of God, which is why we call
it the present.”
—Bill Keane
Saat datang matahari pagi, ada kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki diri. Hari yang lalu biarlah berlalu. Hari mendatang belum tentu datang. Hari ini adalah sebuah episentrum penghubung aku dengan masa depanku. Menjaga hari ini sama dengan menjaga masa depan. Memperbaiki diri hari ini sama dengan memperbaiki masa depan. Janganlah kita disibukkan dengan mengkhawatirkan masa depan, jangan pula kita terbebani masa lalu. Jalani saja bagianmu, biar Tuhan yang menentukan hasilmu.
Stay in the present moment. All fear comes from thingking about the future or thingking about the past. Banyak manusia terjebak dalam putaran prediksi masa depan. Seolah sangat yakin saat melakukan tindakan A maka hasilnya pun akan A. Padahal tidaklah sesederhana itu. Ada tangan tak terlihat yang dengan kekuatannya lebih punya kuasa untuk menentukan hasil. Berhentilah mengatur hasil, berhentilah mengatur masa depan. Berhentilah memiliki sikap “sok tahu” dengan masa depan.
Kita benar-benar tidak pernah akan bisa tahu mengenai apa yang akan terjadi esok hari. Jangankan esok hari, bahkan seperti apa satu jam dari sekarang saja benar-benar di luar kuasa kita. Aturlah rencana Anda, aturlah aktivitas Anda, aturlah diri Anda dengan kedisiplinan, semangat, antusias, optimis dan lakukanlah yang terbaik. Meskipun demikian, kita tidak akan pernah mampu mendikte agar hasil yang kita inginkan sesuai dengan harapan kita. Yang paling penting adalah pelihara hari ini.
Falsafah jawa mengatakan :
Dina wingi wis kalungse
Dina sesuk disarantekake
Dina saiki sing kudhu dirasakake
Hari kemaren sudah lewat
Hari besok biarlah kita tunggu
Hari sekaranglah yang harus dirasakan.
Jika Anda ingin berubah, berubahlah sekarang. Titik balik itu ada di sini, hari ini, di titik kehidupanmu saat ini. Sungguhlah lelah, jika hanya menjadi penonton di tengah pertandingan kehidupan yang sungguh penuh kejutan. Pemenang kehidupan datang silih berganti dan kita menyaksikannya dengan decak kagum penuh apresiasi. Kita lalu lupa diri bahwa kita hanya menjadi seorang saksi dari perjalanan manusia-manusia unggul tanpa mencoba mencari tahu apa yang dimiliki manusia-manusia hebat yang menurut kita luar biasa itu.
Berhentilah mengatur masa depan yang justru membuat kita semakin memiliki pola hidup yang terlalu penuh dengan perhitungan. Selalu berhitung dengan selalu bertanya, “Apakah langkah ini akan menghantarkan aku pada sesuatu yang lebih baik? Masa depan yang lebih baik?” Bukankah masa depan merupakan akumulasi dan kristalisasi kejadian yang terbentuk dari setiap langkah dan tindakan yang kita lakukan? Ibnu ‘Athaillah, penulis buku Al Hikam, menuliskan bahwa berhenti mengatur masa depan adalah salah satu tingkatan cinta yang luar biasa.
Sebuah maqam para pecinta yang tenggelam dalam cintanya dan menyerahkan segala pilihan kepada Tuhan saja. Pilihan Tuhan adalah pilihannya. Seseorang yang menyerahkan segala pilihan pada kehendak Sang Pencipta, tak akan punya lagi waktu untuk ikut campur mengatur masa depan. Bisa jadi, yang kita anggap baik belum tentu ia baik. Bisa jadi, yang kita anggap jelek ternyata tak jelek. Kadang kala justru, takdir-takdir yang menurut kita jelek, justru menghantarkan kita pada hidup yang indah dan lebih bermakna.
Sebuah penyakit yang datang, akan dianggap baik karena ternyata penyakit itu menyebabkan diri seseorang sadar bahwa sebagai manusia ia lemah dan tak mampu berdaya jika dihadapkan dengan penyakit. Hatinya pun lalu tersentuh untuk menerima rangkaian hikmah yang pada akhirnya mendekatkan dirinya dengan Sang Pencipta. Ia luluh di tengah keadaan yang menikamnya. Ia lebur dalam untaian doa yang ia sampaikan dengan suara yang bergetar penuh khidmat.
Ya, hari ini, apapun yang terjadi, merupakan batu loncatan yang akan menghubungkan paragraf demi paragraf yang akan membentuk kisah masa depan. Jalinan cerita hari ini merupakan seri yang bersambung untuk menghantarkan kita pada sebuah kehidupan di masa depan. Yang terjadi hari ini, merupakan pola yang akan terjalin membentuk ornamen masa depan. Lalu, untuk apa kita lelah mengatur masa depan? Lakukan saja bagian kita hari ini, dengan semangat terhebat yang pernah ada. Hidup itu singkat dan sesaat, hiduplah dengan hebat.